Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2025

Kemerdekaan yang Terkoyak: Saat Rakyat Menjadi Bos yang Dilupakan

Kemerdekaan sejatinya adalah hadiah abadi bagi bangsa, namun pada usia 80 tahun Republik ini, kita perlu bercermin dengan logika yang jernih. Qiyas dalam hukum Islam mengajarkan bahwa jika sebuah penyakit memiliki sebab yang sama, maka obatnya pun serupa; korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) adalah penyakit lama yang selalu berulang karena sebabnya adalah keserakahan manusia yang tidak pernah diawasi dengan serius. Maka, sebagaimana penyakit tubuh harus disembuhkan dengan disiplin, penyakit politik dan hukum Indonesia hanya bisa disembuhkan dengan supremasi sipil yang berani menegakkan hukum atas para elit dan aparat. Tanpa itu, kemerdekaan hanyalah slogan, bukan realitas. Dialektika Hegel mengajarkan bahwa sejarah adalah pertempuran antara tesis dan antitesis yang melahirkan sintesis. Namun, di Indonesia, yang lahir bukan sintesis, melainkan kompromi busuk: rakyat menuntut keadilan, elit menjawab dengan janji, lalu kompromi terjadi dalam bentuk kebijakan setengah hati yang tetap mengu...