Hotel Yamato (Sekarang Hotel Majapahit) dan Teks Peringatan Peristiwa 19 September (Wikimedia Commons). |
Tanggal 19 September 1945, tepatnya pada pukul 21:00, sekelompok orang dari pihak Belanda dibawah komando W.V.C Ploegman, diperintahkan untuk mengibarkan bendera Belanda di atas hotel Yamato tanpa seiizin pemerintah Surabaya. Keesokan harinya, para warga yang melintas di depan hotel Yamato dibuat terkejut dan marah karena Belanda telah melecehkan harga diri Indonesia. Massa yang kesal pun mendatangi hotel Yamato untuk memprotes tindakan Belanda. Residen Soedirman yang dikawal oleh Sidik dan Haryono, kemudian bernegosiasi dengan Ploegman agar mau menurunkan bendera Belanda. Akan tetapi negosiasi tersebut berjalan alot lantaran Ploegman menolak mengakui kedaulatan Indonesia.
Perundingan pun semakin memanas setelah Ploegman menodongkan senapannya ke arah Residen Soedirman. Perkelahian pun tak terelakan Ploegman tewas setelah dicekik Sidik, malangnya Sidik juga gugur dalam perlawanan setelah pisau yang dilemparkan oleh prajurit Belanda mengenai tubuhnya.
Di luar hotel Hariyono mendaki ke atas puncak hotel. Di saat yang sama pemuda yang bernama Koesno Wibowo juga mendaki ke tempat yang sama. Tanpa pikir panjang Koesno merobek bagian biru di bendera Belanda lalu membuangnya sehingga hanya menyisakan bagian merah dan putih. Kain yang telah dirobek tadi kembali dikibarkan sambil meneriakan “Merdeka” berulang kali.
Sumber:
Setyaningrum, Puspasari. Insiden Hotel Yamato : Penyebab, Kronologi, Dampak dan Tokoh. Kompas.com. Diakses pada tanggal 8 November 2024.
Sugita, N.M. 19 September 1945, Saat Arek Suroboyo Robek Bendera Belanda di Hotel Yamato. Detikjatim. Diakses pada tanggal 8 November 2024.
Wirayudha, Randy. Meluruskan Kembali Peristiwa Insiden Bendera di Surabaya. Historia.id. Diakses pada tanggal 8 November 2024.
Komentar
Posting Komentar